Rabu, 27 Mei 2015

X MIA 6 Mas Guru My Teach My Adventure











Kelas X MIA 6.

Pertama kalinya masuk di tahun ajaran 2014-2015. padahal rasanya baru kemarin aku memperkenalkan diri di hadapan mereka yang masih mengenakan seragam Putih-Biru. Berdiri sok gagah, mengenalkan nama serta mata pelajaran yang akan kusampaikan satu tahun ke depan. Matematika. kusampaikan sedikit pemahamanku akan satu cabang ilmu ini kepada mereka sesuai dengan penalaranku. Sastra Matematika. Ya! kalimat itu sering aku sampaikan agar anak-anak lebih bersahabat dengan cabang ilmu yang termasuk sulit ini. Bagi saya sendiri ilmu ini juga sulit! Akan tetapi, semua pasti bisa dinikmati keindahannya jika kita benar-benar menyukai hal yang sulit itu. Begitu pertama kali aku mengenalkan matematika kepada mereka.
Tidak ada satu di antara mereka yang kukenal sebelumnya. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak pengalaman mengajar yang aku rasakan begitu nyaman ketika mengajar di kelas ini.

Anak-anaknya aktif, bahkan ada pula yang hiper aktif.
ada pula yang sangat menggemaskan, sebut saja Iqbal namanya. anak bertubuh tambun dengan berat badan lebih dari seratus kilogram, yang setiap hari Jum'at aku masuk ke kelasnya selalu tanya: "Nanti sore masuk Pramuka pak?"

Pertanyaan jujur seorang siswa yang kurang begitu menyukai kegiatan pramuka, yang langsung di amini oleh teman-temannya jika aku jawab: "Nanti sore Pramukanya libur karena ....."
sorak kebahagiaan langsung membuncah memenuhi seisi ruangan mengawali semangat untuk belajar tentang keindahan angka.

Ada pula sang ketua kelas yang hiper aktif. Selalu mencari perhatian di tengah-tengah pelajaran. Entah apdet gosip terbaru di kelasnya, tanya-tanya hal nggak penting, sampai merusuhi temannya yang sedang bener-bener tanya. Zakarsi namanya... eh... Zarkasi heuheu...

ada yang ketinggalan?? master kelas ini?? Sang masa kegelapan Eropa! yap!!! Pradnya Paramhita namanya... gadis ini sangat cerdas untuk anak seusianya. Di semua mata pelajaran!! dia selalu menanyakan materi yang tidak diajarkan di tingkat kelas x. Zaman kegelapan eropa misalnya. kata temen-temennya sih... ketika diskusi masalah pelajaran sejarah mengenai kerajaan-kerajaan di Indonesia. dia mengajukan pertanyaan tentang Masa Kegelapan Eropa! What the hell?? ngebahas kerajaan Indonesia tanyanya sampai Eropa?? gimana temannya kagak pada pusing coba??
memang sih... kalo ditarik tanggal kejadian saat masa lalu mungkin ada hubungannya kerajaan Indonesia dengan kegelapan Eropa, hingga Kartini mengirimkan surat-suratnya ke temannya yang berada di belanda agar menyalakan lampu saat malam tiba biar kagak gelap. hingga tersusunlah buku yang berjudul habis gelap terbitlah terang! squint emotikon

Tambahan lagi... Ada anak yang bernama Fian, pintar mengambar, selalu juara ketika masih duduk di bangku SMP.
Dan mental juaranya itu diuji ketika mengikuti ajang bergengsi FLS2N dari seleksi tingkat kabupaten. Anak itu sudah belajar berminggu-minggu untuk mempersipkan diri dalam cabang Kriya. dan setelah hari H, dia sangat optimis memenangkan perlombaan dan bisa maju ke tingkat Propinsi.
Namun Tuhan berkata lain, juri perlombaan memberikan hasil karyanya peringkat ke 2. Sontak anak itu tidak percaya dengan keputusan juri. dan Pecahlah tangisan kekecewaan.. luntur sudah optimisme yang dibagun sebelumnya...
Beberapa guru pendamping mengucapkan selamat, akan tetapi juga berusaha untuk menenangka tangisanna.. begitu juga aku yang pada saat itu ikut melihat perlombaan. memberikan semangat dan menenangkannya.
dan... eh... tiba tiba saja anak itu merangkul, menyembunyikan kepalanya dibelakang tubhku hadeuh... squint emotikon
mau gimana lagi.. berusaha kulepasa malah semakin erat.. yaudah.. akhire kubiarke, embaknya yang jugga guru kesenian sekolah satu kota juga membiarkan adeknya seperti itu.. malah jadi pusat perhatian hmmm...

nggak tanggung tanggung bro... nangisnya lama banget.. sampe jam dua siang masih aja nangis, sampe pengumuman lomba poster selesai, dia masih nangis.. meratapi ketidak adilan juri yang memenangkan sekolah lain yang menurutnya tidak sesuai kriteria lomba...
memang bentuk lomba subjektif seperti lomba ini kagak seobjektif lomba OSN Matematika hmm...
dan menurut pengakuannya sih... anak itu sampe rumah masih aja menangis sampe tengah malam... mbaknya yang kedua yang bisa menenangkan tangisannya hadeuh...


Ini sedikit ceritaku di kelas X MIA 6. masih ada banyak cerita yang tergurat di ruang kelas ini. pernah ada tangis, tawa bahagia...
Maaf jika selama satu tahun aku mengajak bermain angka dengan kalian kurang begitu asik... semoga masih ada kesempatan kita untuk bermain angka lagi...
Selamat menempuh Ujuan Kenaikan Kelas, Nilai bukan segalanya. Kerjakan dengan JUJUR. raih prestasi tanpa belajar korupsi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar